Kerjaan yang tak lekang oleh waktu adalah belajar
twitter
rss

SELAMAT DATANG DI BLOG TKJT SMK NEGERI 1 PAYUNG

1. Bilangan biner adalah bilangan yang berbasis ……………..
a.  Bilangan yang berbasis 2 yaitu 1 dan 2
b.  Bilangan yang berbasis 2 yaitu 0 dan 1
c.  Bilangan yang berbasis 10 yaitu 0 – 9
d.  Bilangan yang berbasis 8 yaitu 0 – 7
e.  Bilangan yang berbasis 16 yaitu 0 - 15

2.  Bilangan heksadesimal adalah bilangan yang berbasis …………..
a.  Bilangan yang berbasis 2  yaitu 0 dan 1
b.  Bilangan yang berbasis 16 yaitu 0 dan 17
c.  Bilangan yang berbasis 10 yaitu 0 – 9
d.  Bilangan yang berbasis 8 yaitu 0 – 7
e.  Bilangan yang berbasis 16 yaitu 0 - 15

3.  Bilangan Desimal adalah bilangan yang berbasis..................
a.  Bilangan yang berbasis 10 yaitu 0 dan 10
b.  Bilangan yang berbasis 2 yaitu 0 dan 1
c.  Bilangan yang berbasis 10 yaitu 0 – 9
d.  Bilangan yang berbasis 8 yaitu 0 – 7
e.  Bilangan yang berbasis 16 yaitu 0 - 15

4.  Bilangan oktal adalah bilangan yang berbasis........
a.  Bilangan yang berbasis 8 yaitu 0 dan 8
b.  Bilangan yang berbasis 2 yaitu 0 dan 1
c.  Bilangan yang berbasis 10 yaitu 0 – 9
d.  Bilangan yang berbasis 8 yaitu 0 – 7
e.  Bilangan yang berbasis 16 yaitu 0 - 15

5. 67(10)  dikonversikan ke sistem biner mempunyai nilai .............
a.  0111100
b.  1100011
c.  1000001
d.  1000011
e.  1000111

6. 253 (10) dikonversikan ke sistem biner mempunyai nilai .............
a.  11111001
b.  11111100
c.  11111000
d.  11110001
e.  11111101

7. 52(10)  dikonversikan ke sistem biner mempunyai nilai .............
a.  110000
b.  101000
c.  110100
d.  110110
e.  110000

8. 001111 merupakan bilangan Biner, jika dikonversikan menjadi bilangan desimal mempunyai nilai.................
a.  15
b.  14
c.  13
d.  16
e.  17

9. 010110 merupakan bilangan biner , jika dikonversikan menjadi bilangan desimal  mempunyai nilai.................
a.  22
b.  20
c.  6
d.  23
e.  32

10.  101101  merupakan bilangan biner , jika dikonversikan menjadi bilangan desimal  mempunyai nilai.................
a.  54
b.  32
c.  45
d.  23
e.  46

11.  5819( 10 )  bilangan desimal dikonversikan menjadi oktal mempunyai nilai.......
a.  13373
b.  13273
c.  12373
d.  12337
e.  13237

12.  210( 8)  bilangan oktal dikonversikan menjadi biner mempunyai nilai.......
a.  011 001 000
b.  001 010 000
c.  010 001 0
d.  001 010 0
e.  010 001 000

13.  6543( 8)  bilangan oktal  dikonversikan menjadi biner mempunyai nilai.......
a.  110 101 100 011
b.  110 100 101 011
c.  111 100 101 011
d.  111 101 100 011
e.  111 101 100 001

14.  27( 8)  bilangan oktal l dikonversikan menjadi biner mempunyai nilai.......
a.  011 111
b.  001 110
c.  010 110
d.  010 111
e.  000 111

15.  10011001  merupakan bilangan biner , jika dikonversikan menjadi bilangan oktal  mempunyai nilai.................
a.  331( 8 )
b.  221( 8 )
c.  213( 8 )
d.  231( 8 )
e.  233( 8 )

16.  11001101 merupakan bilangan biner , jika dikonversikan menjadi bilangan oktal  mempunyai nilai.................
a.   215
b.   115
c.   315
d.   135
e.   134

17.  01100110 merupakan bilangan biner , jika dikonversikan menjadi bilangan oktal  mempunyai nilai.................
a.   146
b.   246
c.   416
d.   164
e.   321

18.  3409( 10 )  bilangan desimal dikonversikan menjadi heksadesimal mempunyai nilai.......
a.  15D
b.  1513
c.  14D
d.  1413
e.  Semua Jawaban Salah

19.  2A( 16 )  bilangan heksadesimal  dikonversikan menjadi biner mempunyai nilai.......
a.  0001 101
b.  0010 1010
c.  0011 1101
d.  0010 1101
e.  1011 0001

20.  9DC( 16 )  bilangan Heksadesimal dikonversikan menjadi biner mempunyai nilai.......
a.  1001 1101  1100
b.  1001 1100 1101
c.  1100 1001 1101
d.  1100 1001 1101
e.  1001 1001 1100

21.  57F( 16 )  bilangan Heksadesimal dikonversikan menjadi biner mempunyai nilai.......
a.  0101 0111 1101
b.  1010 0111 1111
c.  1010 0111 1101
d.  0101 0111 1111
e.  1100 1111 0111

22.  00101110 merupakan bilangan biner , jika dikonversikan menjadi bilangan Heksadesimal  mempunyai nilai.................
a.  2E
b.  214
c.  3E
d.  314
e.  142

23.  0100111111 merupakan bilangan biner , jika dikonversikan menjadi bilangan Heksadesimal  mempunyai nilai.................
a.  1315
b.  1513
c.  DF
d.  13F
e.  FD

24.  0111010110 merupakan bilangan biner , jika dikonversikan menjadi bilangan Heksadesimal  mempunyai nilai.................
a.  1136
b.  B36
c.  116
d.  1D7
e.  1D6

25.   45(10)  dikonversikan menjadi sandi 8421BCD mempunyai nilai.......
a.  0100 0101
b.  1011 1010
c.  0100 1010
d.  1011 0101
e.  1100 0110

26.  691(10)  dikonversikan menjadi sandi 8421BCD mempunyai nilai.......
a.  0110 1001 0001
b.  1100 0101 1000
c.  0101 0110 0001
d.  1100 0110 0011
e.  0010 0000 1101

27.  89(10)  dikonversikan menjadi sandi 2421BCD mempunyai nilai.......
a.  0001 0000
b.  1100 1111
c.  1110 0000
d.  1101 0111
e.  1110 1111

28.  82(10)  dikonversikan menjadi sandi 2421BCD mempunyai nilai.......
a.  1001 0110
b.  1110 0010
c.  1111 0010
d.  1110 1101
e.  1110 1111

29. Dibawah ini bilangan biner yang benar dari F4DE7(16) adalah …
a) 11110100110111100010
b) 11110100110111100101
c) 11110100110111100011
d) 11110100110111100111
e) 11110100110111100110

30. Hasil dari 76547(8) adalah …
a) 12104
b) 32103
c) 62307
d) 52173
e) 42183

31.  Hasil dari 5637(8) adalah …
a) B9F(16)
b) 5678(16)
c) 54B(16)
d) BEC45(16)
e) F12(16)

32.  Hasil dari 11100101010111 adalah …
a) 7867(16)
b) 3957(16)
c) 4857(16)
d) E9F4(16)
e) 7D4F(16)

33.  Hitunglah hasil operasi pada bilangan biner 11011 + 10110
a.  110001
b.  111001
c.  111100
d.  101110
e.  111110

34.  Hitunglah hasil operasi pada bilangan biner 1011 + 1110 + 1101
a.  110100
b.  111000
c.  10111
d.  100110
e.  110001

35.  Hitunglah hasil operasi pada bilangan biner 1100 – 1011
a.  1000
b.  0001
c.  0011
d.  0110
e.  1110

SISTEM BILANGAN Gambaran Umum Sistem Bilangan Sistem bilangan digunakan dalam pengoperasian suatu mesin digital. Sistem bilangan tersebut adalah sistem Biner, Oktal, Desimal, dan Heksadesimal. Masing- masing bilangan mempunyai sejumlah lambang bilangan tertentu yang disebut Radix. Radix adalah banyaknya suku angka atau digit yang dipergunakan dalam suatu sistem bilangan.  Sistem bilangan BINER mempunyai radix 2  Sistem bilangan OKTAL mempunyai radix 8  Sistem bilangan DESIMAL mempunyai radix 10  Sistem bilangan HEKSADESIMAL mempunyai radix 16 Pada dasamya, komputer baru bisa bekerja jika ada aliran listrik yang mengalir di dalamnya. Aliran listrik yang mengalir memiliki dua kondisi, yaitu kondisi ON yang berarti ada anis listrik dan kondisi OFF yang berarti tidak ada arus listrik. Berdasar hal tersebut kemudian dibuat perjanjian bahwa kondisi ON diberi lambang 1 (angka satu) dan kondisi OFF diberi lambang 0 (angka nol). Seluruh data yang berupa angka, abjad ataupun karakter spesial kemudian ditulis dalam rangkaian kombinasi 0 dan 1, misalnya angka 5 ditulis dalam bentuk 101. Pabrik komputer membuat seluruh terjemahan ini dalam bentuk rangkaian elektronik yang tersimpan di dalamnya. Agar bisa dibaca oleh manusia, hasil terjemahan ini kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bentuk dan huruf ataupun angka seperti asalnya kemudian ditampilkan melalui layar monitor sehingga dapat dimengerti oleh pengguna computer. Karena hanya memiliki 2 angka dasar, yairu 0 dan 1, maka sistem bilangan semacam ini kemudian dikenal sebagal sistem bilangan biner (binary number). Untuk perbandingan, sistem bilangan yang telah kita kenal disebut sebagai sistem bilangan desimal. Disebut bilangan desimal karena memiliki angka dasar yang berjumlah 10, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dan suatu sistem fisik. Sistem bilangan yang banyak digunakan oleh manusia adalah bilangan desimal. Dalam hubungannya dengan komputer, ada 4 jenis sistem bilangan yang dikenal yaitu sistem bilangan desimal (decimal number system), bilangan biner (binary number system), sistem bilangan oktal (octal number system), dan sistem bilangan heksadesimal (hexadesimal number system). Sistem bilangan menggunakan bilangan dasar atau basis (base atau disebut juga radiks) tertentu. Basis yang dipergunakan masing-masing sistem bilangan bergantung pada jumlah nilai bilangan yang digunakan.  Sistem bilangan desimal dengan basis 10 (deca berarti 10), menggunakan 10 macam simbol bilangan.  Sistem bilangan biner dengan basis 2 (binary berarti 2), menggunakan 2 macam simbol bilangan.  Sistem bilangan oktal dengan basis 8 (octal berarti 8), menggunakan 8 macam simbol bilangan.  Sistem bilangan heksadesimal dengan basis 16 (hexa berarti 6 dan desimal berarti 10), menggunakan 16 macam simbol bilangan. SISTEM BILANGAN (DESIMAL, BINER, OKTAL DAN HEXADESIMAL) Sistem Bilangan Desimal Sistem bilangan desimal menggunakan 10 macam simbol bilangan berbentuk 10 digit angka, yaitu 0, 1 , 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Sistem bilangan desimal menggunakan basis atau radiks 10 . Bentuk nilai suatu bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) atau pecahan desimal (fraction decimal). Integer desimal adalah nilai desimal yang bulat. Absolut value merupakan nilai muilak dari masing-masing digit di bilangan. position value (nilai tempat) merupakan penimbang atau bobot dan masing-masing digit bergantung pada posisinya,yaitu bemilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya

Oleh karena itu, nilai 8598 dapat juga diartikan dengan (8 X 1000) + (5 X 100) + (9 x10) + (8x 1). Pecahan desimal adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan di belakang koma Baik integer desimal maupun pecahan desimal dapat ditulis dengan bentuk eksponensial. Misalnya nilai 82,15 dapat dituliskan 0,8215 X 102. Setiap nilai desimal yang bukan nol dapat dituliskan dalam bentuk eksponensial standar (standard exponential form), yaitu ditulis dengan mantissa dan eksponen. Mantissa merupakan nilai pecahan yang digit pertama di belakang koma bukan beniilai nol. Sistem Bilangan Biner Bilangan biner adalah bilangan yang berbasis 2 yang hanya mempunyai 2 digit yaitu 0 dan 1. 0 dan 1 disebut sebagai bilangan binary digit atau bit. Bilangan biner ini digunakan sebagai dasar kompetensi digital. Bobot faktor untuk bilangan biner adalah pangkat / kelipatan 2. Sistem bilangan biner menggunakan 2 macam simbol bilangan berbentuk 2 digit angka, yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner menggunakan basis 2
Sistem Bilangan Oktal Sistem bilangan oktal (octal number system) menggunakan 8 macam simbol bilangan, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Sistem bilangan oktal menggunakan basis 8 . Nilai tempat sistem bilangan oktal merupakan perpangkatan dari nilai 8
Sistem Bilangan Heksadesimal Sistem bilangan heksadesimal (hexadecimal number system) menggunakan 16 macam simbol, yaltu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C. D, E, dan F. Sistem bilangan heksadesimal menggunakan basis 16. Sistem bilangan heksadesimal digunakan untuk alasan-alasan tertentu di beberapa komputer, misalnya IBM System/360, Data General Nova, PDP — 1 1 DEC, Honeywell, beberapa komputer mini dan beberapa komputer mikro. Sistem bilangan heksadesimal mengorganisasikan memori utama ke dalam suatu byte yang terdiri dari 8 bit (binary digit). Masing-masing byte digunakan untuk menyimpan satu karakter alfanumerik yang dibagi dalam dua grup masing-masing bagian 4 bit. Bila satu byte dibentuk dari dua grup 4 bit, masing-masing bagian 4 bit disebut dengan nibble. 4 bit pertama disebut dengan high-ordernibble dan 4 bit kedua disebut dengan low-order nibble. Bila komputer menangani bilangan dalam bentuk biner yang diorganisasikan dalam bentuk grup 4 bit, akan lebih memudahkan untuk menggunakan suatu simbol yang mewakili sekaligus 4 digit biner tersebut. Kombinasi dari 4 bit akan didapatkan sebanyak16 kemungkinan kombinasi yang dapat diwakili sehingga dibutuhkan suatu sistem bilangan yang terdiri dari 16 macam simbol atau yang berbasis 1, yaitu sistem bilangan heksadesimal. Digit 0 sampai dengan 9 tidak mencukupi, maka huruf A, B, C, D, E dan F dipergunakan. Misalnya bilangan biner 11000111 dapat diwakili dengan bilangan heksadesimal menjadi C7
KONVERSI BILANGAN Konversi Bilangan Desimal ke Sistem Bilangan Biner Ada beberapa metode untuk mengkonversikan dari sistem bilangan desimal ke sistem bilangan biner. Metode pertama dan paling banyak digunakan adalah dengan cara membagi dengan nilai dua dan sisa setiap pembagian merupakan digit biner dan bilangan biner dari hasil konversi. Metode ini disebut metode sisa (remainder method).
Bila bilangan desimal yang akan dikonversikan berupa pecahan desimal, maka bilangan tersebut harus dipecah menjadi dua bagian, yaitu bilangan yang utuh dan yang pecahan. Misalnya bilangan desimal 125,4375 dipecah menjadi 125 dan 0,4375. Bilangan yang utuh, yaitu 125 dikonversikan terlebih dahulu ke bilangan biner, sebagal berikut. 125 : 2 = 62 + sisa 1 62 : 2 = 31 + sisa 0 31 : 2 = 15 + sisa 1 15 : 2 = 7 + sisa 1 7 : 2 = 3 + sisa 1 3 : 2 = 1 + sisa 1 Oleh karena itu, bilangan desimal 125 dalam bentuk bilangan biner adalah 111101
Konversi Bilangan Biner ke Sistem Bilangan Desimal
Konversi Bilangan Biner ke Sistem Bilangan Oktal Konversi dari bilangan biner ke bilangan oktal dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap- tiap tiga buah digit biner.
Konversi Bilangan Biner ke Sistem Bilangan Heksadesimal Konversi dari bilangan biner ke bilangan heksadesimal dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap empat buah digit biner
Konversi Bilangan Oktal ke Sistem Bilangan Desimal
Konversi Bilangan Oktal ke Sistem Bilangan Biner
Konversi Bilangan Oktal ke Sistem Bilangan Heksadesimal
Konversi dan bilangan oktal ke bilangan heksadesimal dapat dilakukan dengan cara mengubah dari bilangan oktal menjadi bilangan biner terlebih dahulu, kemudian dikonversikan kebilanganheksadesimal. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Sistem Bilangan Desimal
Konversi Bilangan Heksadesimal ke Sistem Bilangan Biner
Konversi Bilangan Heksadesimal ke Sistem Bilangan Oktal